Photobucket
Thursday, June 21, 2007
Pentas Kekuatan Kalimat Drama Mangir
dokumentasi: KOMPAS Selasa, 03 Juni 2003
----------------------------------------
KEPIAWAIAN Pramoedya Ananta Toer (78) sebagai penulis saat ini tak terbantah lagi, dialah maestro pengarang di Indonesia saat ini. Alasan inilah yang dijadikan Komunitas Teater Penampungan Indonesia di Malang menggaet Komunitas Teater Mahasiswa Universitas Islam Malang (Unisma) mementaskan drama membaca naskah yang sudah dibukukan dengan judul Drama Mangir yang ditulis Pram, sebutan akrab Pramoedya Ananta Toer.

Pementasan itu berlangsung Selasa (27/5) malam di Unisma. Ada sekitar 150 penonton yang menikmati drama membaca yang terlihat serius itu. Tetapi, kekuatan kalimat Drama Mangir memang patut untuk diandalkan. Sebagian besar penonton mampu bertahan hingga usai dengan durasi sekitar satu jam lebih.

Jumali dari Komunitas Teater Penampungan Indonesia yang menjadi sutradara pementasan kali ini, mengatakan, bagian yang dipentaskan dari buku Pram itu memang hanya bagian ketiga atau terakhir dari buku Drama Mangir. Drama membaca dipilih karena memang di dalam naskah itu ada kekuatan kalimat.

Konsep drama membaca ini pun untuk mengobati kebekuan dialog sebagai rutinitas pementasan setiap kelompok teater. Sekaligus ini ditawarkan sebagai wacana baru bagi pengembangan teater.

Jumali bertutur panjang-lebar mengenai kesan yang diperolehnya sendiri dari buku naskah drama itu. Drama Mangir bertutur tentang penyelenggaraan negara oleh Keraton Mataram di Yogyakarta yang dipenuhi dengan kolusi untuk tipu daya. Selanjutnya, bahkan menobatkan diri sebagai "machiavelis" Jawa yang menghalalkan segala cara untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan.

DRAMA ini mengisahkan perjalanan hidup tragis yang dialami Ki Ageng Mangir atau Wanabaya muda di suatu wilayah perdikan di bagian selatan Yogyakarta. Kisaran waktu sekitar Abad 18 atau pada masa pemerintahan Pangeran Senopati yang dinobatkan menjadi raja pertama Keraton Mataram di Yogyakarta.

Mangir merupakan pemuda yang memiliki pusaka sakti Tombak Kyai Plered yang disegani Senopati sampai ia menjadi raja Mataram yang pertama. Suatu ketika Raja Senopati ini berulah dengan menetapkan rakyat yang menetap di daerah yang dikuasai Mangir harus memberikan upeti ke Keraton Mataram.

Mangir menolaknya. Alasannya, daerah yang dikuasai itu bagian dari wilayah kerajaan Majapahit yang hanya akan tunduk kepada Raja Majapahit. Akan tetapi, kerajaan Majapahit itu sendiri mulai surut. Itu berarti wilayah tersebut merupakan wilayah perdikan, wilayah yang terbebaskan dari sistem pemerintahan kerajaan mana pun.

Senopati pun berpikir seribu kali untuk berhadap-hadapan langsung, atau menantang duel Mangir. Sebab, Mangir ini teramat sakti dilengkapi pusaka saktinya berupa tombak itu. Jika tombak Mangir diarahkan ke siapa saja, orangnya pasti akan menemui ajal.

Di saat kekecutan hati dialami Senopati inilah, muncul peran Ki Juru Martani yang memberikan solusi-solusi licik. Puteri Pambayun, anak Senopati, dikirim ke wilayah Mangir dalam sebuah rombongan tarian ronggeng. Tujuannya, Pambayun harus berhasil memikat dan mempersuamikan Mangir.

Pambayun pun berhasil. Suatu ketika, Pambayun pun membuka jati diri sebagai putri Raja Senopati di hadapan Mangir, suaminya. Mangir yang bijaksana menerima dengan sepenuh hati.

Usai pengakuan itu pun, Pambayun beritikad mengajak Mangir, suaminya, pergi ke Keraton Mataram menghadap ayah mertua, Sang Raja Senopati. Mangir menyetujuinya. Ki Juru Martani pun mempersiapkan segala sesuatunya di Keraton Mataram agar pusaka sakti milik Mangir tak bisa terbawa olehnya ketika menghadap Senopati. Tujuannya, Mangir akan dibunuh. Sebab, Mangir selama itu adalah pembangkang keputusan raja.

Bagi Jumali, keputusan Ki Juru Martani dengan akal liciknya demi meraih dan mempertahankan kekuasaan seperti itu sebetulnya masih dilestarikan hingga kini. Pembangkangan atau penolakan setiap keputusan penguasa tidak pernah menemukan penyelesaian secara manusiawi. Penghilangan nyawa manusia pembangkang masih dianggap sebagai hukuman setimpal.

Untuk menjatuhkan hukuman itu, penguasa pun menempuh segala cara. Kemudian menghalalkannya untuk menumpas habis setiap pembangkang. Kolusi untuk tipu daya menjadi maklum dipergunakan.

Mangir, setelah menghadap Senopati pun, akhirnya dibunuh. "Di dalam Babad Tanah Jawa, Mangir diceritakan dibunuh dengan kepalanya yang dibenturkan di batu gilang ketika menghaturkan sembah kepada Senopati. Tetapi, Drama Mangir Pram ini tidak," kata Jumali.

Lanjut dia, Mangir di dalam Keraton Mataram yang dikisahkan Pram telah dihabisi prajurit Keraton Mataram secara licik. Itu semua termasuk siasat dan akal licik Ki Juru Martani yang diamini Senopati.

"Pram ingin melecehkan semua yang ada di dalam pusat kekuasaan Keraton Mataram yang dipenuhi kolusi dan menjadikan sebagai machiavelis Jawa," kata Jumali.

JUMALI mengatakan, modus-modus seperti yang dilakukan Ki Juru Martani sampai sekarang tetap harus diwaspadai. Sebab, kehidupan politik dengan sistem kekuasaan Jawa sekarang masih hidup.

"Pihak penguasa sekarang pun telah memasukkan orang- orangnya ke setiap lini masyarakat untuk tujuan meraih dan mempertahankan kekuasaannya," kata Jumali.

Kondisi demikian sangat kecil kemungkinannya dalam menghidupkan demokratisasi di Tanah Air. Sebab, pembangkangan setiap keputusan penguasa selalu membuahkan kolusi tipu daya penguasa untuk menghabisi para pembangkangnya di kemudian hari. (NAWA TUNGGAL)
0 Comments:
Post a Comment
 
PERHATIAN! Berhubung ini blogger klasik mk ga da navigasi page PREVIOUS-NEXT nya. Jadi pake 'Archives' saja ya.. Thanks!


Video lainnya
Lee Kyung Hae
TERABAS (Breakthrough)
Hidden faces of Globalization
The Dapuranku
Previous Post
Archives
Teman-Teman
Link Exchange





KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia
Blogger Indonesia
Add to Technorati Favorites
baby-blog
blog-share
ini zaman anti teori

resep masakan indonesia
Women's Diary
EPBLOG
Politics blogs
Manifesto
FPPI
Runi
Tengku Dhani
Malang Blog
Kumpul Cerpen
Dee Idea
Tokoh Indo
Puisi Indo
BengkelVenorika
Malik
Ratna Ningsih
Majapahit
Komter 193
Ragil Ragil
Mbak Ratna
Sajaknesia
Alang Liar
Balimoonlight
Theatreonline
Team Support
Sabudi Prasetyo
Youliens
Hedwigpost
Cepeca
Andi Nur
Adi Suara
A P I
Fath Alhadromi
Sekolah Petani
Hidup Petani
Pecangkul










Lodzi
Copy Paste CODE berikut di page anda dan kami akan me-LINK balik

Free money making opportunity


Previous Posts
Teater Kampus di Jawa Timur | BELAJAR TEATER REALIS MASIH DIANGGAP KUNO | Teater Dasar: Materi Lapang |